ini adalah sebuah tulisan.
mungkin kamu berpikir jika ini adalah surat cinta
namun sesungguhnya bukan
sama sekali bukan
ini hanyalah kumpulan kumpulan kalimat yang tak bisa terucap oleh lisan
kalimat kalimat ini pun sesungguhnya sangatlah sulit untuk dikeluarkan dari otak hingga menjelma menjadi huruf seperti yang kamu baca
semua ini berasal dari hati yang tak menemukan jalan mencapai indra yang mampu untuk menerjemahkan menjadi suara
sebab itu apa yang tertulis di sini biarlah tetap di sini
tak perlulah kamu ceritakan kepada orang lain
cukup simpan dalam memori kamu
bahkan jika setelah membaca ini dan kamu bertemu aku
tak perlu menyinggung tentang hal ini
apa yang berasal dari hati harusnya tersimpan di hati pula
ah sudahlah
semoga kamu tak bingung dengan semua ini
sesungguhnya hal yang tak mampu terucap itu adalah tentang kamu
maaf
tentang kita
apa yang aku rasakan hanya bisa aku rasakan tanpa bisa aku ungkapkan
aku tahu sebagai wanita tentu engkau menginginkan aku bersuara
mengucapkan hal hal manis kepadamu
aku tahu jika perempuan jatuh cinta melalui kedua telinganya
tapi maaf aku tak bisa membuatmu jatuh cinta dengan cara itu
meskipun aku sungguh jatuh cinta padamu
telah berjuta kali aku mencoba bersuara
namun sepertinya tak ada lorong yang menghubungkan hati dan mulutku
meski demikian aku sungguh berharap bahwa ada yang menghubungkan hatiku dan hatimu meski tak melalui mulutku
tak juga mesti melalui pertemuan mulutku dan mulutmu
aku yakin tak butuh mulut untuk membuatmu mengerti apa yang aku rasa
jika kamu merasakan hal yang sama pun tak perlu mulutmu mengatakan
sebab hatiku pasti tahu jika ia telah mencapai hatimu
jika hatimu dan hatiku telah terhubung maka tak perlu lagi kata
yang ada hanya rasa yang selalu ada
sebab rasa dari hati tak pernah berdusta
dusta hanya ada jika lisan berkata
semoga kamu membaca kalimat kalimat ini dengan hati bukan dengan mulutmu.
Rabu, 25 Februari 2015
Senin, 03 November 2014
Anatomi Masa Lalu
Ketika aku dan kamu yang telah menjadi kita
Seketika berubah menjadi kalian, kamu dan dia
Seketika pula semua berubah
Dia yang dulu hanya bayang
Kini menjelma nyata senyata-nyatanya
Dan aku yang dulu tangannya kamu genggam
Perlahan menghilang lalu hampa
Meski sebenarnya ada namun tak kasat mata
Kamu pun berganti bentuk
Rambut hitammu yang selalu indah tergerai
Kini laksana cambuk yang menyayat perih
Mata indahmu yang selalu menatap lembut
Kini tatapannya tajam menghujam menusuk
Pipimu yang dulu selalu aku kecup pelan
Kini setajam sembilu yang sanggup mengiris apapun
Parasmu yang selalu sanggup membuat luluh amarah
Kini ibarat bom yang siap meluluhlantakkan apa saja
Senyumanmu yang manis nan menenangkan
Kini bagai duri yang menorehkan luka nan dalam
Sentuh pelukmu yang selalu berikan hangat
Kini laksana tembok yang menghimpit hingga sesak
Mentari yang selalu hangatkan pun kini kian terik
Sementara gerimis yang dulu datang sesekali
Kini menjadi hujan badai yang entah kapan usai
Masa tak lagi sama dan telah berganti
Meski waktu terus berjalan tanpa pernah henti
Dan kisah kita usai meski tak pernah kita awali
Minggu, 02 November 2014
Tentang Cinta
Mengapa semua cinta butuh janji?
Bukankah cinta datangnya dari hati?
Bukankah hati tak pernah berjanji?
Lisanlah yang berjanji
Lisan pula yang ingkari
Hati tak pernah berjanji
Hati hanya memilih
Memilih satu yang ingin dipilih
Memilih satu yang pantas dipilih
Satu yang bisa menerima semua kekurangan
Tanpa menilai satu pun kelebihan
Dan pilihan hatiku adalah kamu, bukan dia
Akankah aku dan kamu kelak menjadi kita?
Akankah kita menjadi cinta?
Apakah cerita kita akan sama dengan mereka yang bahagia?
Sepertinya tidak, dan tidak akan pernah
Jika titik adalah akhir dari semua cerita
Maka cerita cinta kita berakhir di koma
Tanpa pernah ada titik setelahnya
Selasa, 28 Oktober 2014
A Foolish Lover
Panggil aku “Bodoh”
Yang membiarkan cinta
pergi
Tanpa sanggup berbuat
apa-apa
Panggil aku “Bodoh”
Yang rela membagi
cinta
Karena tak bisa
melepasmu
Panggil aku “Bodoh”
Yang tidak ingin mati
demi cinta
Tak setegar Jangkrik
Panggil aku “Bodoh”
Yang tidak bisa
memilih satu cinta
Tak sesetia Merpati
Panggil aku “Bodoh”
Yang tidak bisa
memahami cinta
Tak secerdas Einstein
Panggil aku “Bodoh”
Karena aku cinta kamu
Namun hanya di
kejauhan
Minggu, 19 Oktober 2014
Langkah
Hidup adalah perjalanan
Dan semua perjalanan dimulai dari sebuah langkah
Masih ingatkah kamu perjalanan kita?
Perjalanan yang dimulai dengan langkah kita
Saat kita melangkah bersisian seirama
Saat tangan kita saling menggenggam
Saat jemari kita saling mengisi sisi yang kosong
Saat langkah kita masih menjadi kita
Namun perlahan kita menjauh
Melangkah berjauh-jauhan dengan irama masing-masing
Dengan genggaman yang tak lagi erat
Ketika bayangan kita pun tak sudi bersanding
Dan aku memilih singgah saat kamu terus melangkah
Membiarkan kamu melepaskan genggaman kita
Membiarkan kamu menjauh dan memilih jalanmu sendiri
Sementara aku menunggumu untuk kembali dan melangkah bersama
Menatap langkah dan bayanganmu yang menjauh perlahan
Seberapa lama aku sanggup menunggu?
Seberapa jauh kamu akan melangkah sendirian?
Seberapa besar kemungkinan langkah kita akan kembali seirama?
Biar langkah kaki aku dan kamu yang memberi jawaban
Dan jika nanti kamu memilih kembali
Mungkin aku sudah tidak disini
Mungkin aku sudah melangkah jauh
Langkah yang memilih jalannya sendiri
Kamis, 16 Oktober 2014
Tak Bisa
Mungkin aku hanyalah lelaki bodoh bagimu
Terjebak dengan perasaan yang tak pernah berubah untukmu
Tak pernah bisa menjauh dari hadirmu
Lelaki yang rela selalu menunggumu
Namun sekarang semuanya mungkin sudah tak sama
Entah sudah berapa pagi yang aku lewatkan
Dan kamu tak ada di sisi tempat tidur yang sama
Tempat di mana kita dulu saling menghangatkan
Pagi kini terasa lebih dingin
Tak ada lagi sinar mentari dan kicauan burung
Meski masih menyisakan ingin
Berharap kamu menemukan jalan pulang
Karena aku tak bisa tanpa kamu hadir dalam angan
Karena selalu ada kamu saat hati kesepian
Meski aku tahu kamu tak mungkin lagi nyata
Namun dalam rasa ini aku tak bisa berdusta
Selasa, 14 Oktober 2014
Representasi Kamu
Kamu, ya, kamu
Sejak kapan kamu mengisi hariku?
Mengapa aku tak pernah sadar jika ada kamu di sini?
Tiba-tiba saja kamu ada di sini
Menempati ruang kosong yang dulu pernah terisi
Kamu seperti....
Ah, susah menemukan sesuatu yang bisa merepresentasikan kamu
Sesuatu yang muncul tiba-tiba
Kamu bukanlah mentari yang selalu aku nanti
Mentari yang selalu ada saat siang
Namun menghilang di kegelapan malam
Kamu juga bukan bulan, yang muncul tak teratur
Dengan wajah yang selalu berbeda bentuk
Kamu bukan pula bintang
Kadang bersinar terang, kadang redup
Kamu tak seperti senja
Yang muncul sebentar dan berlalu begitu cepat
Hey, mungkin kamu adalah malam.
Ya, malam...
Meskipun malam tak muncul begitu saja,
Terkadang kita tak sadar waktu hingga malam menyelimuti
Aku ingin kamu menjadi malam buatku.
Jadilah malam yang datang setelah senja
Malam yang selalu berikan rasa nyaman.
Senin, 06 Oktober 2014
Senja di Oktober
Oktober itu sepuluh
Sepuluh identik dengan sempurna
Namun bagiku, Oktober kali ini tidaklah sempurna
Oktober bahkan tak pernah sempurna buatku
Apalagi buat kita, kamu dan aku
Aku, Matahari
Kamu, Manusia
Kamu mengenalku dalam berbagai macam bentuk
Matahari pagi yang cerah, seiring dengan senyumanmu yang
merekah
Matahari siang yang terik, yang terkadang membuatmu
menggerutu
Matahari sore yang teduh, sering menemanimu berjalan-jalan
Matahari senja, yang hanya bisa kamu tatap saat tenggelam tanpa
merasa kehilangan.
Kali ini, sebelum aku memudar, ijinkan aku, Matahari
bertanya pada kamu, Manusia
Yakinkah kamu besok masih ada aku di pagi, siang, sore dan
senjamu?
Tidakkah kamu takut ini pertemuan terakhir kita?
Masihkah kita akan bertemu dengan cara yang sama?
Tak usah kamu jawab sekarang, aku bisa menunggu
Semoga esok masih ada aku di pagimu
Menjadi Matahari buat kamu
Minggu, 28 September 2014
Kisah Sang Pengelana
Tak seperti pengelana
lainnya, pengelana yang satu ini memilih namanya tak dikisahkan. “Kehidupan
seseorang hanyalah untuk dirinya, begitu pula namanya”, begitu pikirnya.
Perjalanannya dimulai saat ia merasa bahwa berkelanalah satu-satunya jalan agar
ia mampu menentukan jalan hidupnya sendiri, dengan jalan yang ia pilih sendiri.
Maka dimulailah perjalanan sang pengelana, mencoba menembus hutan yang
menyesatkan semua pengelana yang telah lebih dulu memulai perjalanan mereka.
Teman setia sang pengelana, peliharaan yang telah ia rawat bertahun-tahun,
seekor singa jinak namun tetap tak kehilangan nalurinya, akan menemani
perjalanan ini.
Sang pengelana memasuki
hutan dengan perasaan was-was, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa
perjalanan ini memang perlu ia lakukan. Toh, ia takkan kesepian. Singa
peliharaannya akan selalu menemaninya dalam perjalanan menembus hutan ini.
Hutan yang rimbun dengan pepohonan tinggi menjulang, hampir sempurna tak
membiarkan sinar mentari menembus dedaunannya. Sang pengelana menghirup nafas
dalam-dalam, aroma tanah lembab nan menenangkan memenuhi paru-parunya.
‘Perjalanan ini sepertinya akan lebih menarik, hutan ini tak seseram orang
ceritakan. Lihat saja pepohonan ini, dengan dedaunannya yang hijau, udara segar
serta sejuk. Mungkin saja cerita seram itu dibuat agar tak ada yang menjamah
hutan ini”, batin sang pengelana sambil mengelus punggung singa peliharaannya.
Perjalanan mereka
menembus hutan telah berlangsung cukup lama. Siang dan malam di dalam hutan
yang terlihat tak berujung hampir saja membuat sang pengelana putus asa. Namun
sang pengelana selalu berhasil mengatasi semua godaan dan melanjutkan
perjalanannya satu hari lagi. Hingga di suatu siang, saat sang pengelana baru
saja akan beristirahat, sekelompok pemburu mencoba menangkap singa
peliharaannya. Pertarungan sengit yang tak seimbang pun terjadi. Seorang pengelana
berbadan ringkih yang tak bersenjata melawan tiga orang pemburu profesional
dengan senjata lengkap. Tujuan para pemburu itu hanya satu, menangkap singa
peliharaan sang pengelana. Singa peliharaan sang pengelana pun tak tinggal
diam. Ia membantu sang pengelana melawan para pemburu itu. Namun itu tak
berlangsung lama. Perjalanan berhari-hari telah membuat fisik sang pengelana
dan singa peliharaannya terkuras. Para pemburu dengan mudahnya mampu
mengalahkan sang pengelana yang kini terbaring lemas dan penuh luka. Sang singa
yang awalnya mampu merepotkan pemburu, kini hanya bisa mengaum lemah. Pemburu
itu telah menguasai singa peliharaan sang pengelana sepenuhnya. Setelah memastikan
sang pengelana tak mampu lagi melawan, mereka pun membawa singa itu pergi. Singa
itu hanya terdiam membiarkan dirinya dibawa jauh dari sang pengelana.
Tinggallah sang
pengelana terbaring sendiri dengan lukanya. Singa yang telah ia rawat, yang
telah menemaninya dalam perjalanan jauh demi mencari tujuan hidupnya kini telah
direbut pemburu itu. Luka-lukanya tak cukup parah, namun butuh beberapa hari
agar ia mampu melanjutkan perjalanannya. Ramuan dari tumbuhan di dalam hutan
sepertinya cukup membantu. Setelah merasa cukup pulih, sang pengelana kini
bersiap melanjutkan perjalanan. Semuanya sama ketika ia memulai perjalanan ini,
namun kali ini ia sendirian. Melewati siang yang panjang dan dinginnya malam di
tengah hutan tanpa ada yang menemani. Hari demi hari berlalu, perjalanan sang
pengelana masih tak kunjung usai. Kali ini sang pengelana lebih tegar. Saat
tengah berpikir bahwa ia akan menyelesaikan perjalanan panjang melewati hutan nan
sepi ini sendirian, sang pengelana melihat sesosok bayangan yang tiba-tiba
muncul dari rimbun dedaunan hutan.
Selasa, 16 September 2014
TAHU
Perih
Pedih
Sedih
Harusnya aku tahu,
aku bukanlah satu-satunya
Harusnya aku tahu
Atau mungkin aku
lebih baik tak tahu
Kini aku tahu aku
luka
Walau aku lupa
luka itu apa
Terkadang tak tahu
banyak ada baiknya
Aku tahu kau tahu
Walau mungkin kau
tak tahu aku tahu
Aku tahu aku perih
Aku pun tahu kau happy
Bersama dia yang
tahu kamu
Bukan bersama aku
yang mencoba tahu kamu
Harusnya dulu aku
tahu
Mungkin kamu yang
harusnya tahu aku
Mungkin dia juga
harus tahu
Kini aku tak tahu,
Dan kalian tak butuh untuk
tahu
Rabu, 10 September 2014
Seorang Gadis dan Sebuah Pertanyaan
Terkadang sebuah pertanyaan menuntun kita kepada hal yang
tak terduga. Sama seperti pertemuan dengannya yang diawali oleh sebuah
pertanyaan. Tepatnya, dia yang bertanya kepadaku, seorang gadis yang bertanya
kepada perjaka yang belum pernah ia temui sebelumnya. Mungkin kami pernah
bertemu sebelumnya walau tak disadari. Ah, mengapa aku masih saja teringat padanya?
Bukannya tadi aku bercerita tentang pertanyaan? Well, pertanyaan akan selalu
ada meskipun ada sebagian yang tak memiliki jawaban. Sekarang, ijinkan aku
bertanya pertanyaan sederhana, “pernahkah kamu merasa bahagia dan sedih di saat
yang bersamaan?” Tak usah kamu jawab, aku tak butuh jawaban.
Hari ini aku seharusnya merasa bahagia, adikku akan menikah
dengan perempuan yang ia pilih. Meski pertemuan mereka belum lama, tampaknya
mereka sudah merasa cocok. I should be happy for him. Namun, saat ini untuk
tersenyum pun seolah menjadi hal yang sangat sulit. Saat adikku mendapatkan
yang ia inginkan, aku baru saja kehilangan seseorang. Mungkin hilang bukan kata
yang tepat menurutmu, tapi bagiku ia memang hilang dan tak akan bisa kembali. Ya,
gadis yang kuceritakan padamu di awal, ia telah hilang. Jadi, katakan padaku,
apakah aku harus bahagia karena adikku akan menikah, ataukah justru bersedih
karena kehilangan seorang gadis? Sebuah kontradiksi yang mungkin tak pernah
terbayangkan.
Let me introduce her to you. Gadis itu memang telah menjadi
bagian dari diriku, maksud saya, dia pernah menjadi bagian dari diriku. Gadis dengan
rambut ikal sebahu itu memiliki senyuman yang membuat banyak lelaki iri padaku.
Senyuman yang mampu menghangatkan hati yang paling dingin, menyejukkan hati
yang bergejolak, meruntuhkan tembok ego. Gadis yang selalu menatap dalam ke
mataku. Ya, ia paling suka menatap mataku yang ia anggap mata dengan warna
cokelat yang jernih. Seperti yang telah kukatakan padamu, kami bertemu karena
sebuah pertanyaan. Aku pun terkadang masih bertanya-tanya mengapa ia bertanya
padaku. Tapi setidaknya, pertanyaan itu menuntun kami, dia dan aku, kepada rasa
yang sama, rasa tanpa pertanyaan. Hanya ada senyuman dan tatapan, tak pernah
ada satu pun pertanyaan. Mungkin kalian bertanya, tapi itulah kami. Merasakan segala
sesuatunya tanpa pertanyaan. Kini ia tak lagi di sini dan tak akan pernah
kembali lagi. Semoga engkau tak bertanya karena akupun tak pernah bertanya. Yang
aku tahu kini ia masih hidup dengan senyumannya. Dan kini ia telah bahagia. Meski
berat, aku berharap ia akan terus bahagia. Bahagia bersama adikku, yang akan
menjadi suaminya.
Selasa, 21 Januari 2014
aK(u/a)lian
aku ada di sini, bersama kamu
kamu ada di sini, bersama aku
kita ada di sini, bersama
tidak, tidak, kamu tidak di sini
di sana, kamu ada di sana, bersama dia
tidak, mungkin tidak
mungkin kamu masih di sini, bersama aku, menjadi kita
mungkin dia ada di sini, bersama kita, di antara kita
mungkin aku yang di sini, bersama kalian, di antara kalian
di sini,
aku memang kita, dia mungkin kalian
kamu ada di sini, bersama aku
kita ada di sini, bersama
tidak, tidak, kamu tidak di sini
di sana, kamu ada di sana, bersama dia
tidak, mungkin tidak
mungkin kamu masih di sini, bersama aku, menjadi kita
mungkin dia ada di sini, bersama kita, di antara kita
mungkin aku yang di sini, bersama kalian, di antara kalian
di sini,
aku memang kita, dia mungkin kalian
Minggu, 12 Januari 2014
my profile
WELCOME TO MY BLOG
My name is Surya Pradaningrat. That's all you have to know.
For any further infos, just call me @ 085656023619
FB Surya Pradaningrat
Twitter @SuryaPrdningrat
this is an open blog, and hope you can find something useful :)
My name is Surya Pradaningrat. That's all you have to know.
For any further infos, just call me @ 085656023619
FB Surya Pradaningrat
Twitter @SuryaPrdningrat
this is an open blog, and hope you can find something useful :)
DIAM
diam 1 /di·am / v 1 tidak bersuara (berbicara): semuanya -- , tidak ada yg berani mengkritik; 2 tidak bergerak (tetap di tempat): pencuri itu -- saja ketika hendak ditangkap, tidak lari atau mengadakan perlawanan; 3 tidak berbuat (berusaha) apa-apa: ia -- saja walau dicemooh dan dihina;-- seribu basa, pb diam sama sekali (tidak berkata sepatah pun); (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
kata orang, diam itu emas.
kata yang lain, semua akan terdengar lebih nyaring dalam hening, dalam diam.
kata saya, ada dia dalam diam.
entah, banyak yang memilih diam meski ingin didengar. banyak yang diam walau ada banyak yang harus terucap. banyak yang diam tanpa melakukan apa-apa. dan saya adalah salah satu dari banyak yang diam. karena ada dia dalam diamku. aku diam, dia diam. namun aku tahu dia tahu aku diam karena dia.
kata orang, diam itu emas.
kata yang lain, semua akan terdengar lebih nyaring dalam hening, dalam diam.
kata saya, ada dia dalam diam.
entah, banyak yang memilih diam meski ingin didengar. banyak yang diam walau ada banyak yang harus terucap. banyak yang diam tanpa melakukan apa-apa. dan saya adalah salah satu dari banyak yang diam. karena ada dia dalam diamku. aku diam, dia diam. namun aku tahu dia tahu aku diam karena dia.
Rabu, 01 Mei 2013
SEMESTA
Desau angin di penghujung malam
Mengantarkan ucapan selamat tidur
Kepada kamu, dari aku
Cahaya bulat putih bertahtakan gumpalan awan
Tersenyum, datar
Tahukah kamu sunyi itu apa?
Tanpa kamu, itu sunyi.
Seperti Matahari kepada Bumi
Cinta dalam diam, dalam sunyi
Aku Matahari, dan kamu Bumi
Karena kita semesta
Mengantarkan ucapan selamat tidur
Kepada kamu, dari aku
Cahaya bulat putih bertahtakan gumpalan awan
Tersenyum, datar
Tahukah kamu sunyi itu apa?
Tanpa kamu, itu sunyi.
Seperti Matahari kepada Bumi
Cinta dalam diam, dalam sunyi
Aku Matahari, dan kamu Bumi
Karena kita semesta
Jumat, 15 Februari 2013
Aku, Kamu, Cinta
Aku dan Kamu
Tanpa Dia
Tanpa Mereka
Tanpa Kalian,juga
Hanya Aku dan Kamu
Aku dan Kamu, dan Dia
Aku dan Kamu, dan Mereka
Aku dan Kamu, dan Kalian,juga
Hingga akhirnya hanya ada Aku dan Kamu
Atau hanya Aku
Atau hanya Kamu
Atau Aku dan Kamu
Menjadi KITA
Aku dan Kamu
Kamis, 27 Desember 2012
Memori Romansa
“Mas, bisa pinjam koreknya? Mau nyalain kembang api tapi nggak bawa korek”
“Oh,iya. Ada kok, jangan lupa balikin ya”
Yah, kita berdua bertemu di perayaan tahun baru yang lalu. Gadis yang saya idolakan yang selalu membuat lidahku kelu setiap ingin memulai percakapan, tiba-tiba mengajakku bicara duluan. You’ll never know how happy I was that night. Dan semuanya mengalir begitu saja sejak percakapan pertama kita. Kita melalui banyak hal bersama. Mulai dari berburu kuliner enak se-Indonesia, sampai berburu terompet beraneka bentuk. Saya masih belum mengerti akan hobimu yang satu ini. Sama dengan belum mengertinya saya akan hatimu. Hampir 2 tahun, namun saya masih belum bisa sepenuhnya mengenal kamu. Entah kenapa, terasa ada yang kurang. Mungkin karena pekerjaan yang membuat pertemuan kita tak se-intens pasangan lain. Saya kerjanya malam, kamu kerjanya siang. Kita hanya bisa bertemu di akhir pekan.
Bermaksud ingin memberi kejutan menjelang 2nd anniversary kita, aku cuti sehari. 2 hari lagi tahun baru. Sudah kupersiapkan makan malam terindah untukmu. Ketika tiba di depan rumahmu, aku pulang. Telah ada laki-laki lain dalam hidupmu.
1 hari menjelang tahun baru, kita berpisah. Aku mengerti alasanmu, kamu butuh perhatian yang tak bisa kuberikan. Selamat Tahun Baru bersama kekasih barumu.
Jumat, 21 Desember 2012
LELAKI
“Happy
1st anniversary, Langit”, katamu sambil menyodorkan kotak yang
dibalut kertas kado berwarna pink. Kau tahu aku suka pink. tak lupa sebuah
kecupan kau daratkan di keningku, lembut.
Ya,
dua tahun sudah sejak pertemuan pertama kita. Waktu yang lama,bukan? Namun butuh
6 bulan bagimu untuk bisa meluluhkanku. Tentu saja setelah laki-laki bangsat
itu mencampakkanku. Ah, lupakan dia. Aku hanya buang-buang waktu bersamanya. Hanya
ada aku dan kamu sekarang. Aku paham, bukanlah hal yang mudah untuk meyakinkanku
bahwa kamu berbeda darinya. Kesabaranmu membuatku yakin, pada akhirnya. Dan di
sinilah kita, 365 hari kebersamaan kita. Kamu memang beda. Bersamamu, semuanya
nyaris sempurna. Itu jika kejadian semalam tak masuk hitungan.
Entah
apa yang merasuki kita berdua tadi malam. Semuanya berlangsung begitu cepat.
Kau datang ke tempatku, kita berbincang dan ah, tak usahlah kuceritakan apa
yang selanjutnya terjadi. Yang aku tahu, saat aku terbangun, tak ada sehelai
pakaian di tubuhku. Kau sudah pulang subuh tadi. Entahlah, aku malas berpikir.
Terbayang semua kata-kata indahmu tadi malam. Hadiah anniversary, tanggung
jawab, bersama selalu, dan masih banyak lagi. Yang jelas aku percaya kamu.
Apakah semua ucapanmu itu hanya ilusi? Biar waktu yang menjawab.
Senin, 17 Desember 2012
Garis Lengkung Warna-Warni
Apa yang paling dinanti setelah hujan? Ya, pelangi. Tapi masihkah pelangi begitu berarti? Mungkin iya, mungkin pula tidak. Sedari kecil kita mengenal pelangi, fenomena langit sehabis hujan yang berbentuk garis lengkung tujuh warna. Seiring bertambahnya usia, tanpa disadari arti pelangi pun berubah. Tentu kalian masih ingat berbagai dongeng tentang pelangi, tentang bidadari kayangan yang menggunakan pelangi sebagai tangga untuk turun ke bumi, tentang harta karun yang ada di ujung pelangi, dan masih banyak lagi dongeng tentang pelangi. Kita dengan keluguan semasa kecil, percaya saja dengan dongeng itu. Begitu terpukau dengan warna-warni pelangi. Bahkan mungkin ada yang berharap untuk melihat bidadari yang sedang menuruni pelangi. Masihkah anda percaya dongeng-dongeng tersebut di usia anda saat ini? Jujur, saya tidak. Pelangi kini hanyalah pelangi, yang selalu muncul setelah hujan. Tak ada lagi dongeng tentang pelangi dan bidadari. Meski demikian, pelangi tetaplah indah. Pelangi tetap layak dinanti, karena pelangilah yang membuat langit lebih berwarna.
Minggu, 16 Desember 2012
JAUH
Senja
itu, bertemankan gerimis, kau dan aku bertemu. Raut wajahmu yang teduh,
dibasahi tempias hujan. "Aku suka hujan", katamu. Kau lalu memperkenalkan diri sebagai Liku. Aku
lebih suka memanggilmu Gadis Hujan. Sejak itu, kita kerap menghabiskan waktu
bersama. Hampir setiap hari. Dari kebersamaan itu, aku mendapati alasan mengapa
engkau begitu menyukai hujan.
“Hujan bisa menyamarkan air mata”.
Dua tahun sejak pertemuan itu, di tempat yang sama, senja yang sama dan hujan yang sama. Petrichor menusuk ke indera penciumanku. Kudapati lagi wajah yang sama. Tunggu, itu bukan kamu. Bukan Gadis Hujan-ku. Sudah dua minggu sejak terakhir kita bertemu. “Aku Lika, saudara kembarnya. Liku sudah pergi, jauh”. Lalu hening.
Aku berjalan di bawah hujan, membiarkan air mata ini menyatu dengan rinainya. Kini aku tahu mengapa engkau, Gadis Hujanku yang kini telah tiada sangat suka berjalan di bawah hujan. Dan di sinilah aku, mencoba merelakan kematianmu dalam hujan.
“Hujan bisa menyamarkan air mata”.
Dua tahun sejak pertemuan itu, di tempat yang sama, senja yang sama dan hujan yang sama. Petrichor menusuk ke indera penciumanku. Kudapati lagi wajah yang sama. Tunggu, itu bukan kamu. Bukan Gadis Hujan-ku. Sudah dua minggu sejak terakhir kita bertemu. “Aku Lika, saudara kembarnya. Liku sudah pergi, jauh”. Lalu hening.
Aku berjalan di bawah hujan, membiarkan air mata ini menyatu dengan rinainya. Kini aku tahu mengapa engkau, Gadis Hujanku yang kini telah tiada sangat suka berjalan di bawah hujan. Dan di sinilah aku, mencoba merelakan kematianmu dalam hujan.
Kamis, 29 November 2012
#1
pernah jatuh cinta?
pertanyaan yang sebenarnya terlalu gampang untuk dijawab. namun entah kenapa, lelaki bermata cokelat di hadapanku ini terdiam seribu bahasa. seolah kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan saya yang hanya tiga kata. setelah mengambil nafas panjang, pria yang memiliki lesung pipi itu lalu menceritakan semua kisahnya ketika 'jatuh cinta'. ada begitu banyak nama gadis yang dia sebutkan. ini kisahnya...
#1
saya tidak bisa membedakan antara cinta, suka dan sayang. sampai saat ini pun aku masih bingung dengan itu semua. yang aku tahu, aku tertarik. kala itu, saya duduk di kelas 2 SD. ada seorang gadis, S, teman sekelasku. dia gadis kecil, rambut lurusnya tergerai sebahu. wajahnya polos, cantik. dia juga pintar. ayahnya bekerja di sebuah BUMN. suatu hari, dia mengucapkan perpisahan. dia harus mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan ke provinsi lain. ada rasa yang lain saat itu, saat bersalaman dengan dia untuk terakhir kalinya. entah kenapa, saya merasa ada sesuatu yang hilang. yang membuatku malas ke sekolah. mungkin saya telah jatuh cinta padanya, di saat saya harus kehilangan dia. dan sampai saat ini, saya tak pernah bertemu dia lagi.
to be continued......
pertanyaan yang sebenarnya terlalu gampang untuk dijawab. namun entah kenapa, lelaki bermata cokelat di hadapanku ini terdiam seribu bahasa. seolah kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan saya yang hanya tiga kata. setelah mengambil nafas panjang, pria yang memiliki lesung pipi itu lalu menceritakan semua kisahnya ketika 'jatuh cinta'. ada begitu banyak nama gadis yang dia sebutkan. ini kisahnya...
#1
saya tidak bisa membedakan antara cinta, suka dan sayang. sampai saat ini pun aku masih bingung dengan itu semua. yang aku tahu, aku tertarik. kala itu, saya duduk di kelas 2 SD. ada seorang gadis, S, teman sekelasku. dia gadis kecil, rambut lurusnya tergerai sebahu. wajahnya polos, cantik. dia juga pintar. ayahnya bekerja di sebuah BUMN. suatu hari, dia mengucapkan perpisahan. dia harus mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan ke provinsi lain. ada rasa yang lain saat itu, saat bersalaman dengan dia untuk terakhir kalinya. entah kenapa, saya merasa ada sesuatu yang hilang. yang membuatku malas ke sekolah. mungkin saya telah jatuh cinta padanya, di saat saya harus kehilangan dia. dan sampai saat ini, saya tak pernah bertemu dia lagi.
to be continued......
Jumat, 03 Agustus 2012
brownies marmer keju
BROWNIES MARMER KEJU (from Ecroll)
Bahan:
Adonan Cokelat:
225 g tepung terigu
1 sendok teh soda kue
1/4 sendok teh garam
200 g mentega
200 g cokelat masak (dark cooking chocolate), potong-potong
225 g gula pasir
5 butir telur
1 sendok teh esens vanili
150 g kacang walnut, cincang kasr, panggang 2 menit
1 sendok makan mentega untuk olesan
Adonan keju:
250 g krim keju
100g mentega tawar
100 g gula bubuk
2 butir telur
1 sendok teh esesns vanili
Cara membuat:
Adonan cokelat: Ayak tepung terigu, soda kue, dan garam. Sisihkan. Tim mentega dan cokelat masak hingga leleh. Angkat. sisihkan
Kocok gula pasir dan telur hingga mengembang. Masukkan tepung yang sudah diayak, cokelat leleh, dan vanili sambil kocok hingga rata
Tambahkan 2/3 bagian kacang walnut cincang, aduk rata. Tuangkan adonan ke dalam loyang bersemir mentega ukuran 24 x 24 4 cm. Ratakan dan sisihkan.
Adonan keju: Kocok krim keju, mentega, dan gula bubuk hingga lembut. Masukkan telur satu per satu dan vanili hingga rata.
Tuang adonan keju diatas adonan cokelat. Aduk dengan ujung spatula membentuk pola marmer. Taburi permukaan kue dengan sisa kacang walnut. Panggang dalam oven panas bersuhu 180 OC selama 40 menit hingga matang. Angkat dan potong.
TIPS:
Jangan mengaduk adonan terlalu lama, cukup sampai adonan asal tercampur
Jangan terlalu lama memanggang, supaya kue tidak keras. Segera angkat, begitu kue sudah masak.
Potong kue dangan pisau yang dialasi minyak.
CUP CAKE DAGING ASAP
CAKE CUP DAGING ASAP
BAHAN:
100 gr gula pasir
200 gr margarin
4 butir telur
175 gr tepung terigu
50 gr keju parmesan
2 lembar daging asap
25 gr keju cheddar
CARA MEMBUAT:
1. Kocok margarin dan gula pasir sampai putih, masukkan telur satu persatu
sambil diaduk terus.
2. Masukkan keju parmesan, daging asap, dan tepung terigu, aduk rata.
3. Siapkan cetakan dan alasi dengan cake cup, tuangkan adonan sampai 3/4
cetakan, hias atasnya dengan keju.
4. Panggang dalam oven sampai matang dan kecokelatan, angkat.
Untuk: 10 orang
How to make Waffle
Wafel
Bahan:
1 sdt gula pasir
50 cc air hangat
7 dr ragi instan
150 gr tepung terigu, ayak
½ sdt garam
½ sdt vanili
2 kuning telur
50 gr margarine, lelehkan
175 cc susu cair
1 sdm margarin
Steps :
1.Aduk gula dan air hangat hingga gula larut, sisihkan
2.Campur tepung terigu, ragi, garam, dan vanili hingga rata. Buat lubang di tengahnya.
3.Masukkan kuning telur ke dalam lubang, aduk rata sambil dituangi larutan gula, margarin leleh, dan susu cair. Aduk hingga licin. Biarkan di tempat hangat selama 1 jam hingga mengembang.
4.Panaskan cetakan wafel, olesi margarin. Tuangkan adonan wafel. Tutup cetakan, masak hingga matang.
Untuk 24 potong
100 common forenames (men)
if you're confuse about your son's name, check this out.
you should thank me for this :)
you should thank me for this :)
COMMON FORENAMES (MEN)
ALBERT
/’ælbət/
|
ALEXANDER
/ælɪg’zɑ:ndə(r)/
|
ANDREW
/’ændru:/
|
ANGUS
/æŋgəs/
|
ANTHONY
/’æntənɪ/
|
ARNOLD
/’ɑ:nld/
|
ARTHUR
/’ɑ:θə(r)/
|
BARRY
/’bærɪ/
|
BARTHOLOMEW
/bɑ:’θɒləmju:/
|
BENJAMIN
/’benʤəmɪn/
|
CHRISTOPHER
/’krɪstəfə(r)/
|
CLEMENT
/’klemənt/
|
DAVID
/’deɪvɪd/
|
DANIEL
/’dænɪəl/
|
CLIFFORD
/’klɪfəd/
|
ALFRED
/’ælfrɪd/
|
DONALD
/’dɒnld/
|
DOUGLAS
/’dʌgləs/
|
EDWARD
/’edwəd/
|
EDGAR
/’edgə(r)/
|
FELIX
/’fi:lɪks/
|
FRANK
/fræŋk/
|
EUGENE
/ju:’ʤi:n/
|
FREDERICK
/’fredrɪk/
|
GARY
/’gærɪ/
|
GAVIN
/’gævɪn/
|
GENE
/ʤi:n/
|
GEORGE
/’ʤiɔ:ʤ/
|
GERARD
/ʤerəd/
|
GILBERT
/’gɪlbət/
|
GEOFFREY
/’ʤefrɪ/
|
GODFREY
/’gɒdfrɪ/
|
GRAHAM
/’greɪəm/
|
HAROLD
/’hærəld/
|
HARVEY
/’hɑ:vɪ/
|
HENDRY
/’hendrɪ/
|
HERBERT
/’hɜ:bət/
|
HILARY
/’hɪlərɪ/
|
HORACE
/’hɒrɪs/
|
HOWARD
/’haʊəd/
|
HUBERT
/’hju:bət/
|
HUMPHREY
/’hʌmfrɪ/
|
IAN
/’i:ən/
|
ISAAC
/’aɪzək/
|
IVAN
/’aɪvən/
|
JACK
/’ʤæk/
|
JACOB
/’ʤeɪkəb/
|
JAMES
/’ʤeɪmz/
|
JASON
/’ʤesn/
|
JEREMY
/’ʤerəmɪ/
|
JEROME
/’ʤerəʊm
/
|
JIM
/’ʤɪm/
|
JOHN
/’ʤɒn/
|
JONATHAN
/’ʤɒnəθən/
|
JOSEPH
/’ʤəʊzɪf/
|
JOSHUA
/’ʤɒʃʊə/
|
JULIAN
/’ʤu:lɪən/
|
JUSTIN
/’ ʤʌstɪn/
|
KEITH
/’ki:θ/
|
KENNETH
/’kenɪθ
/
|
KEVIN
/’kevɪn/
|
LAURENCE
/’lɒrəns/
|
LEO
/’li:əʊ/
|
LEONARD
/’lenəd/
|
LESLIE
/’lezlɪ/
|
LEWIS
/’lu:ɪs/
|
LIONEL
/’laɪənl/
|
LOUIS
/’lu:ɪ/
|
LUKE
/’lu:k/
|
MALCOLM
/’mæləm/
|
MARK
/’mɑ:k/
|
MARTIN
/’mɑ:tɪn/
|
MATTHEW
/’mæθju:/
|
MAURICE
/’mɒrɪs/
|
MICHAEL
/’maɪkl/
|
MAX
/’mæks/
|
BRYAN
/’braɪən/
|
CEDRIC
/’sedrɪk/
|
ADRIAN
/’eɪdrɪən/
|
ALLEN
/’ælən/
|
CLIFFORD
/’klɪfəd/
|
GERALD
/’ʤerəld/
|
NATHANIEL
/nə’θænɪə/
|
NEVILLE
/’nevl/
|
NICHOLAS
/’nɪkələs/
|
NIGEL
/’naɪʤl/
|
NOEL
/’nəʊəl/
|
NORMAN
/’nɔ:mən/
|
OLIVER
/’ɒlɪvə(r)/
|
OSCAR
/’ɒskə(r)/
|
OSWALD
/’ɒzwəld/
|
PATRICK
/’pætrɪk/
|
PAUL
/’pɔ:l/
|
PETER
/’pi:tə(r)/
|
PHILIP
/’fɪlɪp/
|
QUENTIN
/’kwentɪn/
|
Langganan:
Postingan (Atom)