Ketika aku dan kamu yang telah menjadi kita
Seketika berubah menjadi kalian, kamu dan dia
Seketika pula semua berubah
Dia yang dulu hanya bayang
Kini menjelma nyata senyata-nyatanya
Dan aku yang dulu tangannya kamu genggam
Perlahan menghilang lalu hampa
Meski sebenarnya ada namun tak kasat mata
Kamu pun berganti bentuk
Rambut hitammu yang selalu indah tergerai
Kini laksana cambuk yang menyayat perih
Mata indahmu yang selalu menatap lembut
Kini tatapannya tajam menghujam menusuk
Pipimu yang dulu selalu aku kecup pelan
Kini setajam sembilu yang sanggup mengiris apapun
Parasmu yang selalu sanggup membuat luluh amarah
Kini ibarat bom yang siap meluluhlantakkan apa saja
Senyumanmu yang manis nan menenangkan
Kini bagai duri yang menorehkan luka nan dalam
Sentuh pelukmu yang selalu berikan hangat
Kini laksana tembok yang menghimpit hingga sesak
Mentari yang selalu hangatkan pun kini kian terik
Sementara gerimis yang dulu datang sesekali
Kini menjadi hujan badai yang entah kapan usai
Masa tak lagi sama dan telah berganti
Meski waktu terus berjalan tanpa pernah henti
Dan kisah kita usai meski tak pernah kita awali