Kamis, 07 Januari 2016

antara gamalama dan losari

di kaki gunung gamalama, malam perlahan datang
kerumunan manusia lalu lalang, pulang demi tenang
lelah seharian bekerja hingga petang

di pesisir pantai losari, hujan turun perlahan
tak peduli mereka yang sedang di jalan
tak juga mereka yang hanya diam menanti bulan

di antara gamalama dan losari, ada hati yang gelisah
di antara gamalama dan losari, ada insan yang terpisah
dua hati menyimpan asa, entah kapan bersua

bermain dengan waktu yang selalu tak tentu
demi satu, rindu...

Senin, 04 Januari 2016

tahun baru

hey, ini tahun baru meninggalkan tahun lama
manusia riang bergembira
tak ada yang salah dengan suka cita
tapi sadarkah tahun berganti hanya dalam hitungan 1 detik saja?
setelah itu, hampa
semua sama seperti yang lama

Rabu, 25 Februari 2015

aku kamu hati dan mulut

ini adalah sebuah tulisan.
mungkin kamu berpikir jika ini adalah surat cinta
namun sesungguhnya bukan
sama sekali bukan
ini hanyalah kumpulan kumpulan kalimat yang tak bisa terucap oleh lisan
kalimat kalimat ini pun sesungguhnya sangatlah sulit untuk dikeluarkan dari otak hingga menjelma menjadi huruf seperti yang kamu baca
semua ini berasal dari hati yang tak menemukan jalan mencapai indra yang mampu untuk menerjemahkan menjadi suara
sebab itu apa yang tertulis di sini biarlah tetap di sini
tak perlulah kamu ceritakan kepada orang lain
cukup simpan dalam memori kamu
bahkan jika setelah membaca ini dan kamu bertemu aku
tak perlu menyinggung tentang hal ini
apa yang berasal dari hati harusnya tersimpan di hati pula
ah sudahlah
semoga kamu tak bingung dengan semua ini
sesungguhnya hal yang tak mampu terucap itu adalah tentang kamu
maaf
tentang kita
apa yang aku rasakan hanya bisa aku rasakan tanpa bisa aku ungkapkan
aku tahu sebagai wanita tentu engkau menginginkan aku bersuara
mengucapkan hal hal manis kepadamu
aku tahu jika perempuan jatuh cinta melalui kedua telinganya
tapi maaf aku tak bisa membuatmu jatuh cinta dengan cara itu
meskipun aku sungguh jatuh cinta padamu
telah berjuta kali aku mencoba bersuara
namun sepertinya tak ada lorong yang menghubungkan hati dan mulutku
meski demikian aku sungguh berharap bahwa ada yang menghubungkan hatiku dan hatimu meski tak melalui mulutku
tak juga mesti melalui pertemuan mulutku dan mulutmu
aku yakin tak butuh mulut untuk membuatmu mengerti apa yang aku rasa
jika kamu merasakan hal yang sama pun tak perlu mulutmu mengatakan
sebab hatiku pasti tahu jika ia telah mencapai hatimu
jika hatimu dan hatiku telah terhubung maka tak perlu lagi kata
yang ada hanya rasa yang selalu ada
sebab rasa dari hati tak pernah berdusta
dusta hanya ada jika lisan berkata
semoga kamu membaca kalimat kalimat ini dengan hati bukan dengan mulutmu.

Senin, 03 November 2014

Anatomi Masa Lalu

Ketika aku dan kamu yang telah menjadi kita
Seketika berubah menjadi kalian, kamu dan dia
Seketika pula semua berubah
Dia yang dulu hanya bayang
Kini menjelma nyata senyata-nyatanya
Dan aku yang dulu tangannya kamu genggam
Perlahan menghilang lalu hampa
Meski sebenarnya ada namun tak kasat mata
Kamu pun berganti bentuk
Rambut hitammu yang selalu indah tergerai
Kini laksana cambuk yang menyayat perih
Mata indahmu yang selalu menatap lembut
Kini tatapannya tajam menghujam menusuk
Pipimu yang dulu selalu aku kecup pelan
Kini setajam sembilu yang sanggup mengiris apapun
Parasmu yang selalu sanggup membuat luluh amarah
Kini ibarat bom yang siap meluluhlantakkan apa saja
Senyumanmu yang manis nan menenangkan
Kini bagai duri yang menorehkan luka nan dalam
Sentuh pelukmu yang selalu berikan hangat
Kini laksana tembok yang menghimpit hingga sesak
Mentari yang selalu hangatkan pun kini kian terik
Sementara gerimis yang dulu datang sesekali
Kini menjadi hujan badai yang entah kapan usai
Masa tak lagi sama dan telah berganti
Meski waktu terus berjalan tanpa pernah henti

Dan kisah kita usai meski tak pernah kita awali

Minggu, 02 November 2014

Tentang Cinta

Mengapa semua cinta butuh janji?
Bukankah cinta datangnya dari hati?
Bukankah hati tak pernah berjanji?
Lisanlah yang berjanji
Lisan pula yang ingkari
Hati tak pernah berjanji
Hati hanya memilih
Memilih satu yang ingin dipilih
Memilih satu yang pantas dipilih
Satu yang bisa menerima semua kekurangan
Tanpa menilai satu pun kelebihan
Dan pilihan hatiku adalah kamu, bukan dia
Akankah aku dan kamu kelak menjadi kita?
Akankah kita menjadi cinta?
Apakah cerita kita akan sama dengan mereka yang bahagia?
Sepertinya tidak, dan tidak akan pernah
Jika titik adalah akhir dari semua cerita
Maka cerita cinta kita berakhir di koma
Tanpa pernah ada titik setelahnya

Selasa, 28 Oktober 2014

A Foolish Lover

Panggil aku “Bodoh”
Yang membiarkan cinta pergi
Tanpa sanggup berbuat apa-apa

Panggil aku “Bodoh”
Yang rela membagi cinta
Karena tak bisa melepasmu

Panggil aku “Bodoh”
Yang tidak ingin mati demi cinta
Tak setegar Jangkrik

Panggil aku “Bodoh”
Yang tidak bisa memilih satu cinta
Tak sesetia Merpati

Panggil aku “Bodoh”
Yang tidak bisa memahami cinta
Tak secerdas Einstein

Panggil aku “Bodoh”
Karena aku cinta kamu

Namun hanya di kejauhan

Minggu, 19 Oktober 2014

Langkah



Hidup adalah perjalanan

Dan semua perjalanan dimulai dari sebuah langkah

Masih ingatkah kamu perjalanan kita?

Perjalanan yang dimulai dengan langkah kita

Saat kita melangkah bersisian seirama

Saat tangan kita saling menggenggam

Saat jemari kita saling mengisi sisi yang kosong

Saat langkah kita masih menjadi kita

Namun perlahan kita menjauh

Melangkah berjauh-jauhan dengan irama masing-masing

Dengan genggaman yang tak lagi erat

Ketika bayangan kita pun tak sudi bersanding

Dan aku memilih singgah saat kamu terus melangkah

Membiarkan kamu melepaskan genggaman kita

Membiarkan kamu menjauh dan memilih jalanmu sendiri

Sementara aku menunggumu untuk kembali dan melangkah bersama

Menatap langkah dan bayanganmu yang menjauh perlahan

Seberapa lama aku sanggup menunggu?

Seberapa jauh kamu akan melangkah sendirian?

Seberapa besar kemungkinan langkah kita akan kembali seirama?

Biar langkah kaki aku dan kamu yang memberi jawaban

Dan jika nanti kamu memilih kembali

Mungkin aku sudah tidak disini

Mungkin aku sudah melangkah jauh

Langkah yang memilih jalannya sendiri

Kamis, 16 Oktober 2014

Tak Bisa

Mungkin aku hanyalah lelaki bodoh bagimu
Terjebak dengan perasaan yang tak pernah berubah untukmu
Tak pernah bisa menjauh dari hadirmu
Lelaki yang rela selalu menunggumu

Namun sekarang semuanya mungkin sudah tak sama
Entah sudah berapa pagi yang aku lewatkan
Dan kamu tak ada di sisi tempat tidur yang sama
Tempat di mana kita dulu saling menghangatkan

Pagi kini terasa lebih dingin
Tak ada lagi sinar mentari dan kicauan burung
Meski masih menyisakan ingin
Berharap kamu menemukan jalan pulang

Karena aku tak bisa tanpa kamu hadir dalam angan
Karena selalu ada kamu saat hati kesepian
Meski aku tahu kamu tak mungkin lagi nyata

Namun dalam rasa ini aku tak bisa berdusta

Selasa, 14 Oktober 2014

Representasi Kamu

Kamu, ya, kamu
Sejak kapan kamu mengisi hariku?
Mengapa aku tak pernah sadar jika ada kamu di sini?
Tiba-tiba saja kamu ada di sini
Menempati ruang kosong yang dulu pernah terisi
Kamu seperti....
Ah, susah menemukan sesuatu yang bisa merepresentasikan kamu
Sesuatu yang muncul tiba-tiba
Kamu bukanlah mentari yang selalu aku nanti
Mentari yang selalu ada saat siang
Namun menghilang di kegelapan malam
Kamu juga bukan bulan, yang muncul tak teratur
Dengan wajah yang selalu berbeda bentuk
Kamu bukan pula bintang
Kadang bersinar terang, kadang redup
Kamu tak seperti senja
Yang muncul sebentar dan berlalu begitu cepat
Hey, mungkin kamu adalah malam.
Ya, malam...
Meskipun malam tak muncul begitu saja,
Terkadang kita tak sadar waktu hingga malam menyelimuti
Aku ingin kamu menjadi malam buatku.
Jadilah malam yang datang setelah senja

Malam yang selalu berikan rasa nyaman.

Senin, 06 Oktober 2014

Senja di Oktober

Oktober itu sepuluh
Sepuluh identik dengan sempurna
Namun bagiku, Oktober kali ini tidaklah sempurna
Oktober bahkan tak pernah sempurna buatku
Apalagi buat kita, kamu dan aku

Aku, Matahari
Kamu, Manusia

Kamu mengenalku dalam berbagai macam bentuk
Matahari pagi yang cerah, seiring dengan senyumanmu yang merekah
Matahari siang yang terik, yang terkadang membuatmu menggerutu
Matahari sore yang teduh, sering menemanimu berjalan-jalan
Matahari senja, yang hanya bisa kamu tatap saat tenggelam tanpa merasa kehilangan.
Kali ini, sebelum aku memudar, ijinkan aku, Matahari bertanya pada kamu, Manusia
Yakinkah kamu besok masih ada aku di pagi, siang, sore dan senjamu?
Tidakkah kamu takut ini pertemuan terakhir kita?
Masihkah kita akan bertemu dengan cara yang sama?
Tak usah kamu jawab sekarang, aku bisa menunggu
Semoga esok masih ada aku di pagimu
Menjadi Matahari buat kamu

Minggu, 28 September 2014

Kisah Sang Pengelana

Tak seperti pengelana lainnya, pengelana yang satu ini memilih namanya tak dikisahkan. “Kehidupan seseorang hanyalah untuk dirinya, begitu pula namanya”, begitu pikirnya. Perjalanannya dimulai saat ia merasa bahwa berkelanalah satu-satunya jalan agar ia mampu menentukan jalan hidupnya sendiri, dengan jalan yang ia pilih sendiri. Maka dimulailah perjalanan sang pengelana, mencoba menembus hutan yang menyesatkan semua pengelana yang telah lebih dulu memulai perjalanan mereka. Teman setia sang pengelana, peliharaan yang telah ia rawat bertahun-tahun, seekor singa jinak namun tetap tak kehilangan nalurinya, akan menemani perjalanan ini.
Sang pengelana memasuki hutan dengan perasaan was-was, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa perjalanan ini memang perlu ia lakukan. Toh, ia takkan kesepian. Singa peliharaannya akan selalu menemaninya dalam perjalanan menembus hutan ini. Hutan yang rimbun dengan pepohonan tinggi menjulang, hampir sempurna tak membiarkan sinar mentari menembus dedaunannya. Sang pengelana menghirup nafas dalam-dalam, aroma tanah lembab nan menenangkan memenuhi paru-parunya. ‘Perjalanan ini sepertinya akan lebih menarik, hutan ini tak seseram orang ceritakan. Lihat saja pepohonan ini, dengan dedaunannya yang hijau, udara segar serta sejuk. Mungkin saja cerita seram itu dibuat agar tak ada yang menjamah hutan ini”, batin sang pengelana sambil mengelus punggung singa peliharaannya.
Perjalanan mereka menembus hutan telah berlangsung cukup lama. Siang dan malam di dalam hutan yang terlihat tak berujung hampir saja membuat sang pengelana putus asa. Namun sang pengelana selalu berhasil mengatasi semua godaan dan melanjutkan perjalanannya satu hari lagi. Hingga di suatu siang, saat sang pengelana baru saja akan beristirahat, sekelompok pemburu mencoba menangkap singa peliharaannya. Pertarungan sengit yang tak seimbang pun terjadi. Seorang pengelana berbadan ringkih yang tak bersenjata melawan tiga orang pemburu profesional dengan senjata lengkap. Tujuan para pemburu itu hanya satu, menangkap singa peliharaan sang pengelana. Singa peliharaan sang pengelana pun tak tinggal diam. Ia membantu sang pengelana melawan para pemburu itu. Namun itu tak berlangsung lama. Perjalanan berhari-hari telah membuat fisik sang pengelana dan singa peliharaannya terkuras. Para pemburu dengan mudahnya mampu mengalahkan sang pengelana yang kini terbaring lemas dan penuh luka. Sang singa yang awalnya mampu merepotkan pemburu, kini hanya bisa mengaum lemah. Pemburu itu telah menguasai singa peliharaan sang pengelana sepenuhnya. Setelah memastikan sang pengelana tak mampu lagi melawan, mereka pun membawa singa itu pergi. Singa itu hanya terdiam membiarkan dirinya dibawa jauh dari sang pengelana.

Tinggallah sang pengelana terbaring sendiri dengan lukanya. Singa yang telah ia rawat, yang telah menemaninya dalam perjalanan jauh demi mencari tujuan hidupnya kini telah direbut pemburu itu. Luka-lukanya tak cukup parah, namun butuh beberapa hari agar ia mampu melanjutkan perjalanannya. Ramuan dari tumbuhan di dalam hutan sepertinya cukup membantu. Setelah merasa cukup pulih, sang pengelana kini bersiap melanjutkan perjalanan. Semuanya sama ketika ia memulai perjalanan ini, namun kali ini ia sendirian. Melewati siang yang panjang dan dinginnya malam di tengah hutan tanpa ada yang menemani. Hari demi hari berlalu, perjalanan sang pengelana masih tak kunjung usai. Kali ini sang pengelana lebih tegar. Saat tengah berpikir bahwa ia akan menyelesaikan perjalanan panjang melewati hutan nan sepi ini sendirian, sang pengelana melihat sesosok bayangan yang tiba-tiba muncul dari rimbun dedaunan hutan.

Selasa, 16 September 2014

TAHU

Perih
Pedih
Sedih

Harusnya aku tahu, aku bukanlah satu-satunya
Harusnya aku tahu
Atau mungkin aku lebih baik tak tahu
Kini aku tahu aku luka
Walau aku lupa luka itu apa

Terkadang tak tahu banyak ada baiknya
Aku tahu kau tahu
Walau mungkin kau tak tahu aku tahu

Aku tahu aku perih
Aku pun tahu kau happy
Bersama dia yang tahu kamu
Bukan bersama aku yang mencoba tahu kamu

Harusnya dulu aku tahu
Mungkin kamu yang harusnya tahu aku
Mungkin dia juga harus tahu

Kini aku tak tahu,
Dan kalian tak butuh untuk tahu

Rabu, 10 September 2014

Seorang Gadis dan Sebuah Pertanyaan

Terkadang sebuah pertanyaan menuntun kita kepada hal yang tak terduga. Sama seperti pertemuan dengannya yang diawali oleh sebuah pertanyaan. Tepatnya, dia yang bertanya kepadaku, seorang gadis yang bertanya kepada perjaka yang belum pernah ia temui sebelumnya. Mungkin kami pernah bertemu sebelumnya walau tak disadari. Ah, mengapa aku masih saja teringat padanya? Bukannya tadi aku bercerita tentang pertanyaan? Well, pertanyaan akan selalu ada meskipun ada sebagian yang tak memiliki jawaban. Sekarang, ijinkan aku bertanya pertanyaan sederhana, “pernahkah kamu merasa bahagia dan sedih di saat yang bersamaan?” Tak usah kamu jawab, aku tak butuh jawaban.
Hari ini aku seharusnya merasa bahagia, adikku akan menikah dengan perempuan yang ia pilih. Meski pertemuan mereka belum lama, tampaknya mereka sudah merasa cocok. I should be happy for him. Namun, saat ini untuk tersenyum pun seolah menjadi hal yang sangat sulit. Saat adikku mendapatkan yang ia inginkan, aku baru saja kehilangan seseorang. Mungkin hilang bukan kata yang tepat menurutmu, tapi bagiku ia memang hilang dan tak akan bisa kembali. Ya, gadis yang kuceritakan padamu di awal, ia telah hilang. Jadi, katakan padaku, apakah aku harus bahagia karena adikku akan menikah, ataukah justru bersedih karena kehilangan seorang gadis? Sebuah kontradiksi yang mungkin tak pernah terbayangkan.


Let me introduce her to you. Gadis itu memang telah menjadi bagian dari diriku, maksud saya, dia pernah menjadi bagian dari diriku. Gadis dengan rambut ikal sebahu itu memiliki senyuman yang membuat banyak lelaki iri padaku. Senyuman yang mampu menghangatkan hati yang paling dingin, menyejukkan hati yang bergejolak, meruntuhkan tembok ego. Gadis yang selalu menatap dalam ke mataku. Ya, ia paling suka menatap mataku yang ia anggap mata dengan warna cokelat yang jernih. Seperti yang telah kukatakan padamu, kami bertemu karena sebuah pertanyaan. Aku pun terkadang masih bertanya-tanya mengapa ia bertanya padaku. Tapi setidaknya, pertanyaan itu menuntun kami, dia dan aku, kepada rasa yang sama, rasa tanpa pertanyaan. Hanya ada senyuman dan tatapan, tak pernah ada satu pun pertanyaan. Mungkin kalian bertanya, tapi itulah kami. Merasakan segala sesuatunya tanpa pertanyaan. Kini ia tak lagi di sini dan tak akan pernah kembali lagi. Semoga engkau tak bertanya karena akupun tak pernah bertanya. Yang aku tahu kini ia masih hidup dengan senyumannya. Dan kini ia telah bahagia. Meski berat, aku berharap ia akan terus bahagia. Bahagia bersama adikku, yang akan menjadi suaminya.

Selasa, 21 Januari 2014

aK(u/a)lian

aku ada di sini, bersama kamu

kamu ada di sini, bersama aku

kita ada di sini, bersama


tidak, tidak, kamu tidak di sini

di sana, kamu ada di sana, bersama dia


tidak, mungkin tidak

mungkin kamu masih di sini, bersama aku, menjadi kita

mungkin dia ada di sini, bersama kita, di antara kita

mungkin aku yang di sini, bersama kalian, di antara kalian


di sini,

aku memang kita, dia mungkin kalian

Minggu, 12 Januari 2014

my profile

WELCOME TO MY BLOG

My name is Surya Pradaningrat. That's all you have to know.
For any further infos, just call me @ 085656023619
FB Surya Pradaningrat
Twitter @SuryaPrdningrat

this is an open blog, and hope you can find something useful :) 

DIAM

diam 1 /di·am / v 1 tidak bersuara (berbicara): semuanya -- , tidak ada yg berani mengkritik2 tidak bergerak (tetap di tempat): pencuri itu -- saja ketika hendak ditangkap, tidak lari atau mengadakan perlawanan; 3 tidak berbuat (berusaha) apa-apa: ia -- saja walau dicemooh dan dihina;-- seribu basa, pb diam sama sekali (tidak berkata sepatah pun); (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

kata orang, diam itu emas.
kata yang lain, semua akan terdengar lebih nyaring dalam hening, dalam diam.
kata saya, ada dia dalam diam.
entah, banyak yang memilih diam meski ingin didengar. banyak yang diam walau ada banyak yang harus terucap. banyak yang diam tanpa melakukan apa-apa. dan saya adalah salah satu dari banyak yang diam. karena ada dia dalam diamku. aku diam, dia diam. namun aku tahu dia tahu aku diam karena dia.

Rabu, 01 Mei 2013

SEMESTA

Desau angin di penghujung malam
Mengantarkan ucapan selamat tidur
Kepada kamu, dari aku
Cahaya bulat putih bertahtakan gumpalan awan
Tersenyum, datar


Tahukah kamu sunyi itu apa?

Tanpa kamu, itu sunyi.

Seperti Matahari kepada Bumi
Cinta dalam diam, dalam sunyi
Aku Matahari, dan kamu Bumi
Karena kita semesta

Jumat, 15 Februari 2013

Aku, Kamu, Cinta


Aku dan Kamu

Tanpa Dia
Tanpa Mereka
Tanpa Kalian,juga

Hanya Aku dan Kamu

Aku dan Kamu, dan Dia
Aku dan Kamu, dan Mereka
Aku dan Kamu, dan Kalian,juga

Hingga akhirnya hanya ada Aku dan Kamu
Atau hanya Aku
Atau hanya Kamu
Atau Aku dan Kamu

Menjadi KITA
Aku dan Kamu

Kamis, 27 Desember 2012

Memori Romansa


“Mas, bisa pinjam koreknya? Mau nyalain kembang api tapi nggak bawa korek”
“Oh,iya. Ada kok, jangan lupa balikin ya”

Yah, kita berdua bertemu di perayaan tahun baru yang lalu. Gadis yang saya idolakan yang selalu membuat lidahku kelu setiap ingin memulai percakapan, tiba-tiba mengajakku bicara duluan. You’ll never know how happy I was that night. Dan semuanya mengalir begitu saja sejak percakapan pertama kita. Kita melalui banyak hal bersama. Mulai dari berburu kuliner enak se-Indonesia, sampai berburu terompet beraneka bentuk. Saya masih belum mengerti akan hobimu yang satu ini. Sama dengan belum mengertinya saya akan hatimu. Hampir 2 tahun, namun saya masih belum bisa sepenuhnya mengenal kamu. Entah kenapa, terasa ada yang kurang. Mungkin karena pekerjaan yang membuat pertemuan kita tak se-intens pasangan lain. Saya kerjanya malam, kamu kerjanya siang. Kita hanya bisa bertemu di akhir pekan.

Bermaksud ingin memberi kejutan menjelang 2nd anniversary kita, aku cuti sehari. 2 hari lagi tahun baru. Sudah kupersiapkan makan malam terindah untukmu. Ketika tiba di depan rumahmu, aku pulang. Telah ada laki-laki lain dalam hidupmu.

1 hari menjelang tahun baru, kita berpisah. Aku mengerti alasanmu, kamu butuh perhatian yang tak bisa kuberikan. Selamat Tahun Baru bersama kekasih barumu.

Jumat, 21 Desember 2012

LELAKI


“Happy 1st anniversary, Langit”, katamu sambil menyodorkan kotak yang dibalut kertas kado berwarna pink. Kau tahu aku suka pink. tak lupa sebuah kecupan kau daratkan di keningku, lembut.

Ya, dua tahun sudah sejak pertemuan pertama kita. Waktu yang lama,bukan? Namun butuh 6 bulan bagimu untuk bisa meluluhkanku. Tentu saja setelah laki-laki bangsat itu mencampakkanku. Ah, lupakan dia. Aku hanya buang-buang waktu bersamanya. Hanya ada aku dan kamu sekarang. Aku paham, bukanlah hal yang mudah untuk meyakinkanku bahwa kamu berbeda darinya. Kesabaranmu membuatku yakin, pada akhirnya. Dan di sinilah kita, 365 hari kebersamaan kita. Kamu memang beda. Bersamamu, semuanya nyaris sempurna. Itu jika kejadian semalam tak masuk hitungan.

Entah apa yang merasuki kita berdua tadi malam. Semuanya berlangsung begitu cepat. Kau datang ke tempatku, kita berbincang dan ah, tak usahlah kuceritakan apa yang selanjutnya terjadi. Yang aku tahu, saat aku terbangun, tak ada sehelai pakaian di tubuhku. Kau sudah pulang subuh tadi. Entahlah, aku malas berpikir. Terbayang semua kata-kata indahmu tadi malam. Hadiah anniversary, tanggung jawab, bersama selalu, dan masih banyak lagi. Yang jelas aku percaya kamu. 

Apakah semua ucapanmu itu hanya ilusi? Biar waktu yang menjawab.

Senin, 17 Desember 2012

Garis Lengkung Warna-Warni


Apa yang paling dinanti setelah hujan? Ya, pelangi. Tapi masihkah pelangi begitu berarti? Mungkin iya, mungkin pula tidak. Sedari kecil kita mengenal pelangi, fenomena langit sehabis hujan yang berbentuk garis lengkung tujuh warna. Seiring bertambahnya usia, tanpa disadari arti pelangi pun berubah. Tentu kalian masih ingat berbagai dongeng tentang pelangi, tentang bidadari kayangan yang menggunakan pelangi sebagai tangga untuk turun ke bumi, tentang harta karun yang ada di ujung pelangi, dan masih banyak lagi dongeng tentang pelangi. Kita dengan keluguan semasa kecil, percaya saja dengan dongeng itu. Begitu terpukau dengan warna-warni pelangi. Bahkan mungkin ada yang berharap untuk melihat bidadari yang sedang menuruni pelangi. Masihkah anda percaya dongeng-dongeng tersebut di usia anda saat ini? Jujur, saya tidak. Pelangi kini hanyalah pelangi, yang selalu muncul setelah hujan. Tak ada lagi dongeng tentang pelangi dan bidadari. Meski demikian, pelangi tetaplah indah. Pelangi tetap layak dinanti, karena pelangilah yang membuat langit lebih berwarna.

Minggu, 16 Desember 2012

JAUH

Senja itu, bertemankan gerimis, kau dan aku bertemu. Raut wajahmu yang teduh, dibasahi tempias hujan. "Aku suka hujan", katamu.  Kau lalu memperkenalkan diri sebagai Liku. Aku lebih suka memanggilmu Gadis Hujan. Sejak itu, kita kerap menghabiskan waktu bersama. Hampir setiap hari. Dari kebersamaan itu, aku mendapati alasan mengapa engkau begitu menyukai hujan. 
“Hujan bisa menyamarkan air mata”. 

Dua tahun sejak pertemuan itu, di tempat yang sama, senja yang sama dan hujan yang sama. Petrichor menusuk ke indera penciumanku. Kudapati lagi wajah yang sama. Tunggu, itu bukan kamu. Bukan Gadis Hujan-ku. Sudah dua minggu sejak terakhir kita bertemu. “Aku Lika, saudara kembarnya. Liku sudah pergi, jauh”.  Lalu hening.


Aku berjalan di bawah hujan, membiarkan air mata ini menyatu dengan rinainya. Kini aku tahu mengapa engkau, Gadis Hujanku yang kini telah tiada sangat suka berjalan di bawah hujan. Dan di sinilah aku, mencoba merelakan kematianmu dalam hujan.

Kamis, 29 November 2012

#1

pernah jatuh cinta?
pertanyaan yang sebenarnya terlalu gampang untuk dijawab. namun entah kenapa, lelaki bermata cokelat di hadapanku ini terdiam seribu bahasa. seolah kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan saya yang hanya tiga kata. setelah mengambil nafas panjang, pria yang memiliki lesung pipi itu lalu menceritakan semua kisahnya ketika 'jatuh cinta'. ada begitu banyak nama gadis yang dia sebutkan. ini kisahnya...

#1
saya tidak bisa membedakan antara cinta, suka dan sayang. sampai saat ini pun aku masih bingung dengan itu semua. yang aku tahu, aku tertarik. kala itu, saya duduk di kelas 2 SD. ada seorang gadis, S, teman sekelasku. dia gadis kecil, rambut lurusnya tergerai sebahu. wajahnya polos, cantik. dia juga pintar. ayahnya bekerja di sebuah BUMN. suatu hari, dia mengucapkan perpisahan. dia harus mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan ke provinsi lain. ada rasa yang lain saat itu, saat bersalaman dengan dia untuk terakhir kalinya. entah kenapa, saya merasa ada sesuatu yang hilang. yang membuatku malas ke sekolah. mungkin saya telah jatuh cinta padanya, di saat saya harus kehilangan dia. dan sampai saat ini, saya tak pernah bertemu dia lagi.

to be continued......

Jumat, 03 Agustus 2012

brownies marmer keju


BROWNIES MARMER KEJU  (from Ecroll)

Bahan:
Adonan Cokelat:
225 g tepung terigu
1 sendok teh soda kue
1/4 sendok teh garam
200 g mentega
200 g cokelat masak (dark cooking chocolate), potong-potong
225 g gula pasir
5 butir telur
1 sendok teh esens vanili
150 g kacang walnut, cincang kasr, panggang 2 menit
1 sendok makan mentega untuk olesan

Adonan keju:
250 g krim keju
100g mentega tawar
100 g gula bubuk
2 butir telur
1 sendok teh esesns vanili

Cara membuat:
Adonan cokelat: Ayak tepung terigu, soda kue, dan garam. Sisihkan. Tim mentega dan cokelat masak hingga leleh. Angkat. sisihkan
Kocok gula pasir dan telur hingga mengembang. Masukkan tepung yang sudah diayak, cokelat leleh, dan vanili sambil kocok hingga rata
Tambahkan 2/3 bagian kacang walnut cincang, aduk rata. Tuangkan adonan ke dalam loyang bersemir mentega ukuran 24 x 24 4 cm. Ratakan dan sisihkan.
Adonan keju: Kocok krim keju, mentega, dan gula bubuk hingga lembut. Masukkan telur satu per satu dan vanili hingga rata.
Tuang adonan keju diatas adonan cokelat. Aduk dengan ujung spatula membentuk pola marmer. Taburi permukaan kue dengan sisa kacang walnut. Panggang dalam oven panas bersuhu 180 OC selama 40 menit hingga matang. Angkat dan potong.

TIPS:
Jangan mengaduk adonan terlalu lama, cukup sampai adonan asal tercampur
Jangan terlalu lama memanggang, supaya kue tidak keras. Segera angkat, begitu kue sudah masak.
Potong kue dangan pisau yang dialasi minyak.


CUP CAKE DAGING ASAP


CAKE CUP DAGING ASAP

BAHAN:
100 gr gula pasir
200 gr margarin
4 butir telur
175 gr tepung terigu
50 gr keju parmesan
2 lembar daging asap
25 gr keju cheddar

CARA MEMBUAT:
1. Kocok margarin dan gula pasir sampai putih, masukkan telur satu persatu
sambil diaduk terus.
2. Masukkan keju parmesan, daging asap, dan tepung terigu, aduk rata.
3. Siapkan cetakan dan alasi dengan cake cup, tuangkan adonan sampai 3/4
cetakan, hias atasnya dengan keju.
4. Panggang dalam oven sampai matang dan kecokelatan, angkat.

Untuk: 10 orang

How to make Waffle


Wafel

Bahan:
1 sdt gula pasir
50 cc air hangat
7 dr ragi instan
150 gr tepung terigu, ayak
½ sdt garam
½ sdt vanili
2 kuning telur
50 gr margarine, lelehkan
175 cc susu cair
1 sdm margarin
 
Steps :

1.Aduk gula dan air hangat hingga gula larut, sisihkan
2.Campur tepung terigu, ragi, garam, dan vanili hingga rata. Buat lubang di tengahnya.
3.Masukkan kuning telur ke dalam lubang, aduk rata sambil dituangi larutan gula, margarin leleh, dan susu cair. Aduk hingga licin. Biarkan di tempat hangat selama 1 jam hingga mengembang.
4.Panaskan cetakan wafel, olesi margarin. Tuangkan adonan wafel. Tutup cetakan, masak hingga matang.

Untuk 24 potong

100 common forenames (men)

if you're confuse about your son's name, check this out.
you should thank me for this :)

COMMON FORENAMES (MEN)

 ALBERT
/’ælbət/
ALEXANDER
/ælɪg’zɑ:ndə(r)/ 

 ANDREW
/’ændru:/
 ANGUS
/æŋgəs/ 

 ANTHONY
/’æntənɪ/

 ARNOLD
/’ɑ:nld/
 ARTHUR
/’ɑ:θə(r)/
BARRY
/’bærɪ/

 BARTHOLOMEW
/bɑ:’θɒləmju:/

 BENJAMIN
/’benʤəmɪn/

 CHRISTOPHER
/’krɪstəfə(r)/

 CLEMENT
/’klemənt/

 DAVID
/’deɪvɪd/

 DANIEL
/’dænɪəl/
CLIFFORD
/’klɪfəd/

ALFRED
/’ælfrɪd/



 DONALD
/’dɒnld/

 DOUGLAS
/’dʌgləs/

EDWARD
/’edwəd/


EDGAR
/’edgə(r)/

FELIX
/’fi:lɪks/


FRANK
/fræŋk/

EUGENE
/ju:’ʤi:n/

FREDERICK
/’fredrɪk/




GARY
/’gærɪ/

GAVIN
/’gævɪn/









GENE
/ʤi:n/

GEORGE
/’ʤiɔ:ʤ/









GERARD
/ʤerəd/

GILBERT
/’gɪlbət/









GEOFFREY
/’ʤefrɪ/

GODFREY
/’gɒdfrɪ/














GRAHAM
/’greɪəm/

HAROLD
/’hærəld/









HARVEY
/’hɑ:vɪ/

HENDRY
/’hendrɪ/









HERBERT
/’hɜ:bət/

HILARY
/’hɪlərɪ/









HORACE
/’hɒrɪs/

HOWARD
/’haʊəd/











HUBERT
/’hju:bət/

HUMPHREY
/’hʌmfrɪ/









IAN
/’i:ən/

ISAAC 
/’aɪzək/









IVAN
/’aɪvən/

JACK
/’ʤæk/









JACOB
/’ʤeɪkəb/

JAMES
/’ʤeɪmz/














JASON
/’ʤesn/

JEREMY
/’ʤerəmɪ/









JEROME
/’ʤerəʊm /

JIM
/’ʤɪm/









JOHN
/’ʤɒn/

JONATHAN
/’ʤɒnəθən/









JOSEPH
/’ʤəʊzɪf/

JOSHUA
/’ʤɒʃʊə/











JULIAN
/’ʤu:lɪən/

JUSTIN
/’ ʤʌstɪn/









KEITH
/’ki:θ/

KENNETH
/’kenɪθ /









KEVIN
/’kevɪn/

LAURENCE
/’lɒrəns/









LEO
/’li:əʊ/

LEONARD
/’lenəd/
LESLIE
/’lezlɪ/

LEWIS
/’lu:ɪs/

LIONEL
/’laɪənl/

LOUIS
/’lu:ɪ/

LUKE
/’lu:k/

MALCOLM
/’mæləm/

MARK
/’mɑ:k/

MARTIN
/’mɑ:tɪn/

 MATTHEW
/’mæθju:/

MAURICE
/’mɒrɪs/

MICHAEL
/’maɪkl/

MAX
/’mæks/

BRYAN
/’braɪən/

CEDRIC
/’sedrɪk/

ADRIAN
/’eɪdrɪən/

ALLEN
/’ælən/

 CLIFFORD
/’klɪfəd/
GERALD
/’ʤerəld/

NATHANIEL
/nə’θænɪə/

NEVILLE
/’nevl/

NICHOLAS
/’nɪkələs/

NIGEL
/’naɪʤl/

NOEL
/’nəʊəl/

NORMAN
/’nɔ:mən/

OLIVER
/’ɒlɪvə(r)/

OSCAR
/’ɒskə(r)/
OSWALD
/’ɒzwəld/

PATRICK
/’pætrɪk/
PAUL
/’pɔ:l/

PETER
/’pi:tə(r)/
PHILIP
/’fɪlɪp/

QUENTIN
/’kwentɪn/