Jumat, 15 Februari 2013

Aku, Kamu, Cinta


Aku dan Kamu

Tanpa Dia
Tanpa Mereka
Tanpa Kalian,juga

Hanya Aku dan Kamu

Aku dan Kamu, dan Dia
Aku dan Kamu, dan Mereka
Aku dan Kamu, dan Kalian,juga

Hingga akhirnya hanya ada Aku dan Kamu
Atau hanya Aku
Atau hanya Kamu
Atau Aku dan Kamu

Menjadi KITA
Aku dan Kamu

Kamis, 27 Desember 2012

Memori Romansa


“Mas, bisa pinjam koreknya? Mau nyalain kembang api tapi nggak bawa korek”
“Oh,iya. Ada kok, jangan lupa balikin ya”

Yah, kita berdua bertemu di perayaan tahun baru yang lalu. Gadis yang saya idolakan yang selalu membuat lidahku kelu setiap ingin memulai percakapan, tiba-tiba mengajakku bicara duluan. You’ll never know how happy I was that night. Dan semuanya mengalir begitu saja sejak percakapan pertama kita. Kita melalui banyak hal bersama. Mulai dari berburu kuliner enak se-Indonesia, sampai berburu terompet beraneka bentuk. Saya masih belum mengerti akan hobimu yang satu ini. Sama dengan belum mengertinya saya akan hatimu. Hampir 2 tahun, namun saya masih belum bisa sepenuhnya mengenal kamu. Entah kenapa, terasa ada yang kurang. Mungkin karena pekerjaan yang membuat pertemuan kita tak se-intens pasangan lain. Saya kerjanya malam, kamu kerjanya siang. Kita hanya bisa bertemu di akhir pekan.

Bermaksud ingin memberi kejutan menjelang 2nd anniversary kita, aku cuti sehari. 2 hari lagi tahun baru. Sudah kupersiapkan makan malam terindah untukmu. Ketika tiba di depan rumahmu, aku pulang. Telah ada laki-laki lain dalam hidupmu.

1 hari menjelang tahun baru, kita berpisah. Aku mengerti alasanmu, kamu butuh perhatian yang tak bisa kuberikan. Selamat Tahun Baru bersama kekasih barumu.

Jumat, 21 Desember 2012

LELAKI


“Happy 1st anniversary, Langit”, katamu sambil menyodorkan kotak yang dibalut kertas kado berwarna pink. Kau tahu aku suka pink. tak lupa sebuah kecupan kau daratkan di keningku, lembut.

Ya, dua tahun sudah sejak pertemuan pertama kita. Waktu yang lama,bukan? Namun butuh 6 bulan bagimu untuk bisa meluluhkanku. Tentu saja setelah laki-laki bangsat itu mencampakkanku. Ah, lupakan dia. Aku hanya buang-buang waktu bersamanya. Hanya ada aku dan kamu sekarang. Aku paham, bukanlah hal yang mudah untuk meyakinkanku bahwa kamu berbeda darinya. Kesabaranmu membuatku yakin, pada akhirnya. Dan di sinilah kita, 365 hari kebersamaan kita. Kamu memang beda. Bersamamu, semuanya nyaris sempurna. Itu jika kejadian semalam tak masuk hitungan.

Entah apa yang merasuki kita berdua tadi malam. Semuanya berlangsung begitu cepat. Kau datang ke tempatku, kita berbincang dan ah, tak usahlah kuceritakan apa yang selanjutnya terjadi. Yang aku tahu, saat aku terbangun, tak ada sehelai pakaian di tubuhku. Kau sudah pulang subuh tadi. Entahlah, aku malas berpikir. Terbayang semua kata-kata indahmu tadi malam. Hadiah anniversary, tanggung jawab, bersama selalu, dan masih banyak lagi. Yang jelas aku percaya kamu. 

Apakah semua ucapanmu itu hanya ilusi? Biar waktu yang menjawab.

Senin, 17 Desember 2012

Garis Lengkung Warna-Warni


Apa yang paling dinanti setelah hujan? Ya, pelangi. Tapi masihkah pelangi begitu berarti? Mungkin iya, mungkin pula tidak. Sedari kecil kita mengenal pelangi, fenomena langit sehabis hujan yang berbentuk garis lengkung tujuh warna. Seiring bertambahnya usia, tanpa disadari arti pelangi pun berubah. Tentu kalian masih ingat berbagai dongeng tentang pelangi, tentang bidadari kayangan yang menggunakan pelangi sebagai tangga untuk turun ke bumi, tentang harta karun yang ada di ujung pelangi, dan masih banyak lagi dongeng tentang pelangi. Kita dengan keluguan semasa kecil, percaya saja dengan dongeng itu. Begitu terpukau dengan warna-warni pelangi. Bahkan mungkin ada yang berharap untuk melihat bidadari yang sedang menuruni pelangi. Masihkah anda percaya dongeng-dongeng tersebut di usia anda saat ini? Jujur, saya tidak. Pelangi kini hanyalah pelangi, yang selalu muncul setelah hujan. Tak ada lagi dongeng tentang pelangi dan bidadari. Meski demikian, pelangi tetaplah indah. Pelangi tetap layak dinanti, karena pelangilah yang membuat langit lebih berwarna.

Minggu, 16 Desember 2012

JAUH

Senja itu, bertemankan gerimis, kau dan aku bertemu. Raut wajahmu yang teduh, dibasahi tempias hujan. "Aku suka hujan", katamu.  Kau lalu memperkenalkan diri sebagai Liku. Aku lebih suka memanggilmu Gadis Hujan. Sejak itu, kita kerap menghabiskan waktu bersama. Hampir setiap hari. Dari kebersamaan itu, aku mendapati alasan mengapa engkau begitu menyukai hujan. 
“Hujan bisa menyamarkan air mata”. 

Dua tahun sejak pertemuan itu, di tempat yang sama, senja yang sama dan hujan yang sama. Petrichor menusuk ke indera penciumanku. Kudapati lagi wajah yang sama. Tunggu, itu bukan kamu. Bukan Gadis Hujan-ku. Sudah dua minggu sejak terakhir kita bertemu. “Aku Lika, saudara kembarnya. Liku sudah pergi, jauh”.  Lalu hening.


Aku berjalan di bawah hujan, membiarkan air mata ini menyatu dengan rinainya. Kini aku tahu mengapa engkau, Gadis Hujanku yang kini telah tiada sangat suka berjalan di bawah hujan. Dan di sinilah aku, mencoba merelakan kematianmu dalam hujan.

Kamis, 29 November 2012

#1

pernah jatuh cinta?
pertanyaan yang sebenarnya terlalu gampang untuk dijawab. namun entah kenapa, lelaki bermata cokelat di hadapanku ini terdiam seribu bahasa. seolah kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan saya yang hanya tiga kata. setelah mengambil nafas panjang, pria yang memiliki lesung pipi itu lalu menceritakan semua kisahnya ketika 'jatuh cinta'. ada begitu banyak nama gadis yang dia sebutkan. ini kisahnya...

#1
saya tidak bisa membedakan antara cinta, suka dan sayang. sampai saat ini pun aku masih bingung dengan itu semua. yang aku tahu, aku tertarik. kala itu, saya duduk di kelas 2 SD. ada seorang gadis, S, teman sekelasku. dia gadis kecil, rambut lurusnya tergerai sebahu. wajahnya polos, cantik. dia juga pintar. ayahnya bekerja di sebuah BUMN. suatu hari, dia mengucapkan perpisahan. dia harus mengikuti ayahnya yang dipindahtugaskan ke provinsi lain. ada rasa yang lain saat itu, saat bersalaman dengan dia untuk terakhir kalinya. entah kenapa, saya merasa ada sesuatu yang hilang. yang membuatku malas ke sekolah. mungkin saya telah jatuh cinta padanya, di saat saya harus kehilangan dia. dan sampai saat ini, saya tak pernah bertemu dia lagi.

to be continued......

Jumat, 03 Agustus 2012

brownies marmer keju


BROWNIES MARMER KEJU  (from Ecroll)

Bahan:
Adonan Cokelat:
225 g tepung terigu
1 sendok teh soda kue
1/4 sendok teh garam
200 g mentega
200 g cokelat masak (dark cooking chocolate), potong-potong
225 g gula pasir
5 butir telur
1 sendok teh esens vanili
150 g kacang walnut, cincang kasr, panggang 2 menit
1 sendok makan mentega untuk olesan

Adonan keju:
250 g krim keju
100g mentega tawar
100 g gula bubuk
2 butir telur
1 sendok teh esesns vanili

Cara membuat:
Adonan cokelat: Ayak tepung terigu, soda kue, dan garam. Sisihkan. Tim mentega dan cokelat masak hingga leleh. Angkat. sisihkan
Kocok gula pasir dan telur hingga mengembang. Masukkan tepung yang sudah diayak, cokelat leleh, dan vanili sambil kocok hingga rata
Tambahkan 2/3 bagian kacang walnut cincang, aduk rata. Tuangkan adonan ke dalam loyang bersemir mentega ukuran 24 x 24 4 cm. Ratakan dan sisihkan.
Adonan keju: Kocok krim keju, mentega, dan gula bubuk hingga lembut. Masukkan telur satu per satu dan vanili hingga rata.
Tuang adonan keju diatas adonan cokelat. Aduk dengan ujung spatula membentuk pola marmer. Taburi permukaan kue dengan sisa kacang walnut. Panggang dalam oven panas bersuhu 180 OC selama 40 menit hingga matang. Angkat dan potong.

TIPS:
Jangan mengaduk adonan terlalu lama, cukup sampai adonan asal tercampur
Jangan terlalu lama memanggang, supaya kue tidak keras. Segera angkat, begitu kue sudah masak.
Potong kue dangan pisau yang dialasi minyak.


CUP CAKE DAGING ASAP


CAKE CUP DAGING ASAP

BAHAN:
100 gr gula pasir
200 gr margarin
4 butir telur
175 gr tepung terigu
50 gr keju parmesan
2 lembar daging asap
25 gr keju cheddar

CARA MEMBUAT:
1. Kocok margarin dan gula pasir sampai putih, masukkan telur satu persatu
sambil diaduk terus.
2. Masukkan keju parmesan, daging asap, dan tepung terigu, aduk rata.
3. Siapkan cetakan dan alasi dengan cake cup, tuangkan adonan sampai 3/4
cetakan, hias atasnya dengan keju.
4. Panggang dalam oven sampai matang dan kecokelatan, angkat.

Untuk: 10 orang

How to make Waffle


Wafel

Bahan:
1 sdt gula pasir
50 cc air hangat
7 dr ragi instan
150 gr tepung terigu, ayak
½ sdt garam
½ sdt vanili
2 kuning telur
50 gr margarine, lelehkan
175 cc susu cair
1 sdm margarin
 
Steps :

1.Aduk gula dan air hangat hingga gula larut, sisihkan
2.Campur tepung terigu, ragi, garam, dan vanili hingga rata. Buat lubang di tengahnya.
3.Masukkan kuning telur ke dalam lubang, aduk rata sambil dituangi larutan gula, margarin leleh, dan susu cair. Aduk hingga licin. Biarkan di tempat hangat selama 1 jam hingga mengembang.
4.Panaskan cetakan wafel, olesi margarin. Tuangkan adonan wafel. Tutup cetakan, masak hingga matang.

Untuk 24 potong

100 common forenames (men)

if you're confuse about your son's name, check this out.
you should thank me for this :)

COMMON FORENAMES (MEN)

 ALBERT
/’ælbət/
ALEXANDER
/ælɪg’zɑ:ndə(r)/ 

 ANDREW
/’ændru:/
 ANGUS
/æŋgəs/ 

 ANTHONY
/’æntənɪ/

 ARNOLD
/’ɑ:nld/
 ARTHUR
/’ɑ:θə(r)/
BARRY
/’bærɪ/

 BARTHOLOMEW
/bɑ:’θɒləmju:/

 BENJAMIN
/’benʤəmɪn/

 CHRISTOPHER
/’krɪstəfə(r)/

 CLEMENT
/’klemənt/

 DAVID
/’deɪvɪd/

 DANIEL
/’dænɪəl/
CLIFFORD
/’klɪfəd/

ALFRED
/’ælfrɪd/



 DONALD
/’dɒnld/

 DOUGLAS
/’dʌgləs/

EDWARD
/’edwəd/


EDGAR
/’edgə(r)/

FELIX
/’fi:lɪks/


FRANK
/fræŋk/

EUGENE
/ju:’ʤi:n/

FREDERICK
/’fredrɪk/




GARY
/’gærɪ/

GAVIN
/’gævɪn/









GENE
/ʤi:n/

GEORGE
/’ʤiɔ:ʤ/









GERARD
/ʤerəd/

GILBERT
/’gɪlbət/









GEOFFREY
/’ʤefrɪ/

GODFREY
/’gɒdfrɪ/














GRAHAM
/’greɪəm/

HAROLD
/’hærəld/









HARVEY
/’hɑ:vɪ/

HENDRY
/’hendrɪ/









HERBERT
/’hɜ:bət/

HILARY
/’hɪlərɪ/









HORACE
/’hɒrɪs/

HOWARD
/’haʊəd/











HUBERT
/’hju:bət/

HUMPHREY
/’hʌmfrɪ/









IAN
/’i:ən/

ISAAC 
/’aɪzək/









IVAN
/’aɪvən/

JACK
/’ʤæk/









JACOB
/’ʤeɪkəb/

JAMES
/’ʤeɪmz/














JASON
/’ʤesn/

JEREMY
/’ʤerəmɪ/









JEROME
/’ʤerəʊm /

JIM
/’ʤɪm/









JOHN
/’ʤɒn/

JONATHAN
/’ʤɒnəθən/









JOSEPH
/’ʤəʊzɪf/

JOSHUA
/’ʤɒʃʊə/











JULIAN
/’ʤu:lɪən/

JUSTIN
/’ ʤʌstɪn/









KEITH
/’ki:θ/

KENNETH
/’kenɪθ /









KEVIN
/’kevɪn/

LAURENCE
/’lɒrəns/









LEO
/’li:əʊ/

LEONARD
/’lenəd/
LESLIE
/’lezlɪ/

LEWIS
/’lu:ɪs/

LIONEL
/’laɪənl/

LOUIS
/’lu:ɪ/

LUKE
/’lu:k/

MALCOLM
/’mæləm/

MARK
/’mɑ:k/

MARTIN
/’mɑ:tɪn/

 MATTHEW
/’mæθju:/

MAURICE
/’mɒrɪs/

MICHAEL
/’maɪkl/

MAX
/’mæks/

BRYAN
/’braɪən/

CEDRIC
/’sedrɪk/

ADRIAN
/’eɪdrɪən/

ALLEN
/’ælən/

 CLIFFORD
/’klɪfəd/
GERALD
/’ʤerəld/

NATHANIEL
/nə’θænɪə/

NEVILLE
/’nevl/

NICHOLAS
/’nɪkələs/

NIGEL
/’naɪʤl/

NOEL
/’nəʊəl/

NORMAN
/’nɔ:mən/

OLIVER
/’ɒlɪvə(r)/

OSCAR
/’ɒskə(r)/
OSWALD
/’ɒzwəld/

PATRICK
/’pætrɪk/
PAUL
/’pɔ:l/

PETER
/’pi:tə(r)/
PHILIP
/’fɪlɪp/

QUENTIN
/’kwentɪn/